Beranda | Artikel
Memerangi Kemiskinan dan Kebodohan
Rabu, 24 Agustus 2011

Bentuk kemiskinan ada dua yaitu miskin iman dan miskin material. Demikian pula kebodohan ada dua macam kebodohan dalam beragama dan kebodohan dalam hal dunia. Dua masalah ini memiliki hubungan konotasi yang sangat erat, kemiskinan bisa menimbulkan kebodohan sebaliknya kebodohan bisa menyebabkan kemiskinan.

Allah mengutus Rasullah shalallahu ’alaihi wasalam untuk menupas kebodohan dalam beragama terlebih khusus dalam masalah keyakinan. Karena keyakinan sangat menentukan seseorang tersebut dalam menjalankan tugasnya di dunia sebagai khalifah di muka bumi ini.

Orang-orang Quraisy disebut sebagai orang jahiliyah, bukan karena bodoh dalam hal ekonomi, tetapi karena bodoh dalam beragama.

Allah menyebutkan dalam surat al Quraisy mereka telah memiliki sistem perdangan lintas negara yaitu syam dan Yaman.

  لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ (1) إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ (2) فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ (3) الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآَمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ (4) [قريش/1-4]

”Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.” (QS. Quraisy: 1-4)

Sabda Rasulullah shalallahu ’alaihi wasalam:

((فوالله لا الفقر أخشى عليكم ولكن أخشى عليكم أن تبسط عليكم الدنيا كما بسطت على من كان قبلكم فتنافسوها كما تنافسوها وتهلككم كما أهلكتهم)) متفق عليه.

عن عائشة رضي الله عنها : أن النبي صلى الله عليه و سلم كان يقول ((اللهم إني أعوذ بك من شر فتنة الغنى وأعوذ بك من فتنة الفقر)). متفق عليه.

Diantara sebab kemiskinan material adalah kemiskinan dalam keimanan, sebagaimana Allah berfirman:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آَمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ [الأعراف/96]

“Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf: 96)

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا [الطلاق/2، 3]

”…Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3)

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا [الطلاق/4]

”Darang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS. Ath-Thalaq: 4)

Kebodohan dalam beragama bisa menyebabkan kemiskinan dibawah ini beberapa contoh:

  1. Perayaan pembuangan sesajian dengan biaya yang cukup lumayan besar.
  2. Pelaksanaan tahlilan bagi seseorang yang meninggal.
  3. Biaya operasional untuk penupasan berpagai penyakit masyarakat seperti narkoba, judi dan pergaulan bebas.
  4. Biaya pembelian rokok dan subsidi pengaobatannya.
  5. Aliran dan pemahaman sesat yang memfaatkan untuk mengeruk keuntungan duniawi.

Diantara sebab kemiskinan yang lain adalah sifat malas dan lemahnya sifat tawaakal dalam tubuh kita, sebagaimana dalam sabda rasulullah shalallahu ’alaihi wasalam :

عن عمر يقول سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول (لو أنكم توكلتم على الله حق توكله. لرزقكم كما يرزق الطير . تغدثو خماصا وتروح بطانا( رواه الترمذي وابن ماجه وقال الترمذي: هذا حديث حسن صحيح.

Dalam hal menupas kebodohan dalam Islam, ayat yang pertama sekali diturunkan Allah memerintahkan untuk belajar dan menuntut ilmu:

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5) [العلق/1-5]

”Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-’Alaq: 1-5)

  • Allah mengangkat orang-orang yang berilmu sebagai saksi bahwa tiada yang berhak diibadati kecuali Allah semata.

Allah swt memuji orang-orang berilmu dalam firmanNya yang mulia:

{شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِماً بِالْقِسْطِ} (آل عمران: 18)

“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ali Imran: 18)

  • Mencari ilmu yang bermamfat adalah perintah Allah kepada Nabi yang paling mulia dan penghulu segala rasul, yaitu Nabi kita Muhammad sallallahu ‘alaihi wa sallam.

Sebagaimana Allah perintahkan Nabi kita Muhammad sallallahu ‘alaihi wa sallam untuk selalu berdo’a supaya ilmunya ditambah Allah, disebutkan Allah dalam firmanNya yang mulia;

 {وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْماً} (طـه: 114)

“Katakanlah (wahai Muhammad): Ya tuhanku !, tambahlah ilmuku”.

  • Allah memuji Orang yang berilmu, bahwa mereka adalah hamba yang paling takut kepada Allah.

Sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah yang mulia ;

{إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ} (فاطر: 28)

“Sesungguhnya yang paling takut kepada Allah diantara hamba-hambaNya adalah para ulama”.

  • Allah mengangkat derajat orong-orang yang berilmu di dunia dan di akhirat.

Sebagaimana yang Allah sebutkan dalam firmanNya.

{ يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ}(المجادلة: 11)

“Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang diberi ilmu (diangkat lagi) beberapa derajat”.

Keutamaan ilmu dalam As Sunnah

Banyak hadits-hadits yang menerangkan tentang keutamaan ilmu, namun dalam tulisan singkat ini kita sebutkan beberapa hadits saja.

Dinyatakan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu darda’ Ra. Ia berkata; aku mendengar Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

((من سلك طريقا يبتغي فيه علما سهل الله له طريقا إلى الجنة وإن الملائكة لتضع  أجنحتها رضاء لطالب العلم وإن العالم ليستغفر له من في السماوات ومن في الأرض حتى الحيتان في الماء وإن فضل العالم على العابد كفضل القمر على سائر الكواكب إن العلماء ورثة الأنبياء إن الأنبياء لم يورثوا دينارا ولا درهما إنما ورثوا العلم فمن أخذ به أخذ بحظ وافر)).

“Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah telah membentangkan baginya jalan kesurga, sesungguhnya para malaikat meletakan sayap-sayap mereka (dengan) penuh keredhaan bagi penuntut ilmu, sesungguhnya penghuni langit dan bumi sekalipun ikan dalam air memohon ampunan untuk seorang alim, sesungguhnya keutamaan seorang alim diatas seorang ahli ibadah seperti keutaman (cahaya) bulan purnama atas (cahaya) bintang-bintang, sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi, sesungguhnya para nabi tidak mewariskan emas dan perak, tetapi mereka mewariskan ilmu, barangsiapa yang mengambilnya berarti ia telah mendapat bagian yang cukup banyak”. (Hadits hasan lihgairihi, dirwayatkan oleh; At Tirmizi, Abu Daud, Ibnu Majah, dll).

  • Ilmu adalah salah satu amalan yang tidak terputus pahalanya, sekalipun tulang belulang pemiliknya telah hancur ditelan tanah namun pahala ilmunya yang diajarkannya tetap mengalir.

Sebagaimana yang dinyatakan Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya;

((إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاثة ؛ إلا من صدقة جارية، أو علم ينتفع به، أو ولد صالح يدعو له)).

“Apabila anak adam meninggal terputuslah segala amalannya, kecuali tiga bentuk; sadaqah jariyah, ilmu yang bermamfaat, dan do’a anak yang sholeh”. (H. R Muslim).

 

  • Ilmu adalah pintu untuk segala kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut ini:

(( من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين))

“Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah untuk kebaikan, Allah (berikan) pemahaman kepanya dalam agama”. (H.R Bukhari dan Muslim).

Penulis: DR. Alimusri Semjan Putra, M.A.
Artikel www.dzikra.com


Artikel asli: https://dzikra.com/memerangi-kemiskinan-dan-kebodohan/